Senin, 24 Desember 2012

RISET PEMASARAN..


Riset Pemasaran
Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah kegiatan penelitian dibidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interprestasi hasil penelitian. Kesemuanya ini ditujukan untuk masukan pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.
Pengembangan yang menguntungkan dari perusahaan hanya berasal dari komitmen terus-menerus untuk menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan kebutuhan pelanggan. Agar proses penyesuaian ini berjalan efektif, diperlukan arus informasi dua arah antara pelanggan dan perusahaan. Inilah peran riset pemasaran. Riset pemasaran berkaitan dengan proses pemasaran secara keseluruhan. (riset pasar adalah riset tentang pasar).

Ada beberapa bentuk riset pemasaran yang dapat dipertimbangkan, yang dikelompokkan ke dalam empat jenis dasar, yaitu:
Internal-analisis catatan penjualan, tingkat periklanan, harga versus volume, dan sebagainya.
Eksternal-menggunakan sumber daya di luar organisasi untuk melengkapi riset internal.
Reaktif-jawaban kuisioner, wawancara terstruktur, dan sebagainya.
Non reaktif-interpretasi terhadap fenomena yang diamati, misalnya merekam pelanggan di toko, mendengarkan panel pelanggan, dan sebagainya.

Oleh karena adanya pro dan kontra untuk masing-masing jenis, bauran dari berbagai jenis itu dapat memberi manfaat. Misalnya, catatan penjualan dapat memberikan wawasan yang berharga, tetapi tidak dapat meramalkan kinerja dengan baik karena terbatas pada kinerja historis. Wawancara telepon dapat dilakukan dengan cepat dan relatif tidak mahal, tetapi jumlah informasi teknis yang dapat diperoleh terbatas. Titik awal dari setiap program riset pemasaran sebaiknya merupakan penelitian tentang bahan-bahan yang ada, terutama dengan sarana riset meja. Jika dikombinasikan dengan informasi penjualan internal, kekayaan informasi yang tersedia dari informasi yang diterbitkan bisa menjadi metode riset yang paling kuat yang terbuka untuk suatu perusahaan.

Pengumpulan data hanya merupakan langkah pertama dalam riset pemasaran. Data harus mendapat arahan sebelum menjadi informasi yang relevan, dan informasi hanya akan relevan jika perusahaan sudah mempunyai tujuan, beberapa masalah pemasaran yang harus diselesaikan. Informasi yang digabung dengan tujuan menjadi inteligensi: informasi yang dikonsumsi dan digunakan oleh manajemen dalam mengubah ketidakpastian menjadi resiko yang terukur. Perubahan ketidakpastian menjadi resiko dan minimalisasi resiko mungkin merupakan tugas yang paling penting dari manajemen, dan riset pemasaran dalam proses ini sangatlah penting.
Tujuan Riset Pemasaran:
1. Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang ada.
2. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi ( political biases ). “ Find it and tell if like it is “.

Studi tentang riset pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Riset dasardikenal juga sebagai riset murni atau riset fundamental yang bertujuan memperluas batas-batas pengetahuan yang mempunyai kaitan dengan aspek-aspek system pemasaran. Selama ini hanya sedikit perhatian yang dicurahkan terhadap bagaimana pengetahuan tsb digunakan dalam proses manajemen pemasaran.

Riset terapan
bertujuan membantu para manajer mengambil keputusan yang lebih baik. riset terapan ini diarahkan kesituasi organisasi yang spesifik dan pelaksanaannya dibimbing oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam proses pengambilan keputusan.
Proyek riset pemasaran formal dapat dipandang sebagai seperangkat langkah yang disebut proses riset.
Untuk melaksanakan proyek riset secara efektif diperlukan antisipasi terhadap seluruh langkah proses riset dan memahami saling ketergantungannya. sembilan langkah-langkah dalam proses riset yaitu :
1. Menetapkan kebutuhan akan informasi
2. menentukan sasaran riset dan kebutuhan akan informasi
3. menentukan sumber data
4. mengembangkan bentuk pengumpulan data
5. merancang sample
6. mengumpulkan data
7. mengolah data
8. menganalisis data
9. menyajikan hasil riset

Ada empat sumber utama dari data pemasaran :1. responden
2. situasi analogis
3. eksperimentasi
4. data sekunder

Setelah sasaran penelitian ditetapkan dan kebutuhan informasi didaftar dengan terinci langkah selanjutnya adalah menentukan dari mana sumber data diperoleh.
Keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal bias berbentuk kategori, misalnya : rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dsb, atau bias berbentuk bilangan. Kesemuanya ini dinamakan data atau lengkapnya data statistik.

Data menurut bentuknya dapat dikatergorikan sbb:
1. Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif, harganya berubah-ubah atau bersifat variable. Dari nilainya, dikenal dua golongan data kuantitatif ialah :
a. data diskrit yaitu data dengan variable diskrit
b. data kontinu yaitu data dengan variable kontinu
c. data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari adalah data kualitatif. sehingga
golongan ini dikenal pula dengan nama atribut. Misalnya: sembuh, rusak, gagal, berhasil, dsb.
Menurut sumbernya data dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :
1. data intern
adalah data data yang bersumber dari dalam perusahaan. Pengusaha mencatat segala aktivitas perusahaannya sendiri, misalnya: keadaan pegawai, pengeluaran, keadaan barang di gudang, hasil jualan, keadaan produksi pabriknya dan lain-lain aktivitasyang terjadi di dalam perusahaan itu.
2. data ekstern
adalah data yang bersumber dari luar perusahaan. suber data ekstern mencakup laporan riset komersial, majalah bisnis, laporan industri, laporan pemerintah, dsb.
Data ekstern dapat digolongkan atas dua bagian:
1. data ekstern primer atau data primerdata primer merupakan data yang dikeluarkan dan dikumpulkan oleh badan yang sama untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan.
2. data ekstern sekunder atau data sekunderdata sekunder merupakan data yang sudah dipublikasikan untuk konsumsi umum
July 7th, 2008 by NAHRIYANTI

RISET & PENELITIAN



  • 2. Penelitian sebagai perangkat ilmu Merupakan bagian tak terpisahkan dari proses ilmu untuk mengembangkan dirinya dalam upaya mencapai tujuan ilmu. Tujuan pokok ilmu adalah memahami gejala-gejala alam semesta. Tahapan untuk memahami ilmu: (1) deskripsi, (2) eksplanasi, dan (3) prediksi
  • 3. Menurut Aliran Rasional (aliran Baconian) Proses ilmu dimulai dari data. Kumpulkan sejumlah fakta, cari hubungan-hubungan, dan simpulkan dalam bentuk teori. Ilmu dikembangkan secra induktif. Model ini melahirkan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Aliran Hipotetiko-Deduktif (Model Ilmu Tradisional) Proses ilmu dimulai dengan serangkaian aksioma yang berasal dari berbagai sumber (teori), kemudian mengubah teori ke dalam konsep yang dapat diamati. Teori menjadi landasan utama dalam mengugkapkan fenomena yang diamati. Model ini melahirkan pendekatan penelitian kuantitatif.
  • 4. Penelitian adalah serangkaian upaya yang bertujuan untuk mengungkapkan fenomena dalam rangka mencari kebenaran ilmiah. Upaya penelitian harus: sistematis, logis, dan metodologis. Penelitian adalah upaya yang sistematis, logis, dan metodologis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan, mendeskripsikan, mengeksplanasikan, dan memprediksikan fenomena dengan cara memandang fenomena tersebut sebagai sekumpulan variabel atau hubungan antarvariabel.
  • 5. Existentialism (informal process) Idealism (highly interpretative ideas) Rationalism (formal structural proofs) Empiricism (observable, concrete data) Postulational Self-evident truth Method of authority Scientific method Literacy Untested opinion
  • 6. Metode Keteguhan (Method of Tenacity) Orang berpegang teguh pada suatu pendapat karena pendapat itu sudah diyakini kebenarannya sejak lama. Metode Otoritas (Method of Authority) Sesuatu diyakini kebenarannya dengan cara merujuk pada pernyataan orang yang dianggap ahli atau memiliki otoritas. Metode Intuisi (Method of Instuition) Sesuatu dikatakan benar berdasarkan kayakinan yang tidak perlu pembuktian lagi. Metode Ilmiah (Scientific Method) Kebenaran diperoleh dengan menggunakan prosedur yang berlandaskan pada kaidah-kaidah ilmu.
  • 7. Informasi anggapan umum biasanya tidak disertai dengan penjelasan mengapa hal itu terjadi Informasi dalam anggapan umum mengandung konsep yang luas atau kabur Anggapan umu m diterima tanpa diuji kebenarannya. Anggapan umum tidak pernah mempersoalkan kontrol. Ilmu mengorganisasikan dan mengklasifikasikan pengetahuan berdasarkan penjelasan ilmiah, yakni pernyataan-pernyataan tentang kondisi-kondisi penentu terjadinya persistiwa. Kecermatan ilmu diungkapkan dalam bentuk kuantifikasi berdasarkan skala tertentu. Kebenaran ilmu bersifat Testabilitas. Ilmu selalu berusaha mengontrol variabel-variabel yang melekat pada suatu peristiwa. Kebenaran Anggapan Umum Kebenaran Ilmu
  • 8. ORDE: Ilmu percaya bahwa alam semesta ini teratur, tidak serampangan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta ini mengikuti aturan yang teratur, dalamsuatu pola yang tertentu, dalam suatu orde (tatanan). DETERMINISME : Ilmu percaya bahwa setiap peristiwa mempunyai sebab, determinan, atau anteseden (pendahulu) yang dapat diselediki. PARSIMONI : Dalam mengungkapkan realitas, ilmu lebih menyukai penjelasan yang sederhana daripada penjelasan yang kompleks. EMPIRISME : Kesimpulan-kesimpulan ilmu harus didasarkan pada pengalaman yang dapat diamati, pada peristiwa yang empiris.
  • 9. Cara ilmiah : didasarkan pada ciri-ciri keilmuan Rasional : masuk akal, ada logika, diterima nalar Empiris : dapat diamati oleh indera manusia Sistematis : langkah-langkah tertentu yang logis Mendapatkan data : empiris dan valid (reliabel: konsisten; dan obyektif : disepakati bersama) Tujuan dan kegunaan tertentu : Penemuan : data betul-betul baru Pembuktian : data untuk membuktikan keragu-raguan Pengembangan : memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada
  • 10. Apa sumbangan Penelitian terhadap Pengembangan Pengetahuan? Ilmu Pengetahuan Menambah Merevisi Mendukung Memverifikasi Menolak Mengganti Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
  • 11. Apa definisi Pengetahuan? Kumpulan informasi tentang sistem, aturan, pola, keteraturan, rumus, kaidah, formula
  • 12. Apa manfaat punya pengetahuan? Semakin banyak Punya pengetahuan semakin?
  • 13. Peneliti Menggali mechanisme Penulis Mengumpulkan Menyusun Membukukan Pembaca Mempelajari, mengajarkan Teknolog Mengaplikasikan Dalam karya teknologi Di mana Anda? Ilmu Pengetahuan Siapa yang berperan?
  • 14. ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui tiga cara, 1) pengalaman (experience), 2) penalaran (reasoning), dan 3) pendekatan ilmiah (scientific approach).
  • 15. Pengalaman Melalui pengalaman pribadi, seseorang akan membuat kesimpulan atas sesuatu berdasarkan apa yang dilihat, rasakan dan amati . Kesimpulan atas sesuatu hal tersebut dibuat oleh individu setelah ia memperoleh berbagai informasi yang akurat dari pengalaman. Dari fakta dan kejadian yang dialami dilingkungan sekitar, seseorang bisa mengakumulasikan semua informasi ke dalam bingkai pengetahuannya
  • 16. PENALARAN DEDUKTIF (DEDUCTIVE RESONING) INDUKTIF (INDUCTIVE RESONING)
  • 17. Penalaran Deduktif: Semua mahasiswa membayar SPP (Premis mayor) Andi adalah salah satu mahasiswa (Premis minor) Maka, Andi membayar SPP ( kesimpulan )
  • 18. Penalaran Induktif: * Setiap kambing yang diamati ditemukan memiliki tanduk * Jadi, bisa disimpulkan bahwa setiap kambing bertanduk
  • 19. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah merupakan gabungan antara penalaran induktif dan deduktif. Kerlinger [1] memberi definisi pendekatan ilmiah sebagai ” penyelidikan yang sistematik, terkontrol dan bersifat empiris atas suatu relasi fenomena alam”. Dengan kata lain pendekatan ilmiah adalah proses berpikir dimana kita bergerak secara induktif dari pengamatan menuju pembentukan hipotesis dan kemudian berbalik secara deduktif membuat verifikasi atas hipotesis kita tadi kepada penerapan logisnya [1] Kerlinger (1989)
  • 20. Sifat Pendekatan Ilmiah sistematik dan terkontrol karena menggunakan dua penalaran, yaitu induktif dan deduktif. empiris yang menghendaki validasi atas semua keyakinan subjektif seseorang. self-correcting , yang berarti bahwa prosedur yang sistematis dan terkontrol tersebut memungkinkan seseorang terhindar dari kesalahan yang signifikan tatkala menggunakan proses pendekatan ilmiah ini untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
  • 21. PENELITIAN Suatu kegiatan yang menggunakan pendekatan ilmiah sebagai prinsip kerjanya. Ia merupakan suatu proses pencarian kebenaran melalui prosedur ilmiah dan berdasarkan dukungan data.
  • 22. ALUR PROSES PENELITIAN PERUMUSAN MASALAH ( RESEARCH PROBLEM ) PENGUMPULAN DATA ( DATA COLLECTION ) ANALISIS DATA (Data Analysis) PENAFSIRAN DATA (Data (Interpretation)
  • 23. Menentukan rumusan masalah/fokus penelitian Tujuan tercapai Cari prosedur Analisis data Kajian Pustaka Bagaimana mencapai tujuan ? Tentukan Data Susun Teknik Pengumpulan data Deskripsikan tujuan MANFAAT PENELITIAN Rumusan masalah Pastikan kemungkinan Bisa dilakukan/tidak
  • 24. Melakukan Kajian Pustaka Tujuan tercapai Analisis data Kajian pustaka Bagaimana mencapai tujuan ? Data Teknik Pengumpulan data Pengumpulan sumber Buat posisi Pengkajian teori Kerangka teoretik
  • 25. Menentukan jenis data Tujuan tercapai Analisis data Kajian Pustaka Bagaimana mencapai tujuan ? Tentukan Data Teknik Pengumpulan data Data Angka/ Diskripsi kata Sumber nya? Cari
  • 26. Membuat instrumen Tujuan tercapai Analisis Data Kajian Pustaka Bagaimana mencapai tujuan ? Data Teknik Pengumpulan data Instrumen siap Tentukan instrumen Validasi instrumen
  • 27. Melakukan Analisis Data Penyajian data Bulan 1 Tujuan tercapai Analisis Data Kajian Pustaka Bagaimana mencapai tujuan ? Data Tekinik Pengumpulan data Reduksi data Kesimpulan sementara Bulan 2 Bulan 3, dst Penyajian data Reduksi data Kesimpulan semetara
  • 28. Paradigma penelitian Pengertian Paradigma: seperangkat keyakinan mendasar yang memandu tindakan-tindakan kita, baik kegiatan keseharian maupun dalam penyelidikan ilmiah. - a set of assumptions (serangkaian asumsi) - beliefs (asumsi yang “dianggap” benar).
  • 29. PARADIGMA ILMU Positivisme, Postpositivisme (yang kemudian disebut sebagai Classikal Paradigm atau Conventionalism Paradigm), Critical theory (Realism) dan Constructivism
  • 30. Positivisme dan Postpositivisme menempatkan ilmu sosial seperti ilmu-ilmu alam, yaitu suatu metode yang terorganisir untuk mengkombinasikan “deductive logic” dengan pengamatan emperis, guna secara probabilistik menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang hukum sebab-akibat yang bisa digunakan untuk memprediksi pola-pola umum gejala sosial tertentu.
  • 31. Paradigma konstruktivisme (interpretatif) memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap “social meaningful action” melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial dalam setting kehidupan sehari-hari yang wajar atau alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/ mengelola dunia sosial mereka.
  • 32. critical theory mentakrifkan ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap ‘ the real structure” di balik ilusi, false needs yang ditampakkan dunia materi, dengan tujuan membantu membentuk kesadaran sosial agar memperbaiki dan mengubah kondisi kehidupan
  • 33. Paradigma Kuantitatif : berdasar paham Positivisme dan Postpositivisme Paradigma Kualitatif : berdasar paham konstruktivisme dan critical theory
  • 34. Jenis penelitian berdasar paradigmanya: Kuantitatif Kualitatif Mix-method (gabungan kuanti-kualitatif)
  • 35. Jenis penelitian berdasar tujuannya: Basic Research (Penelitian Dasar) Applied Research (Penelitian Terapan)
  • 36. Jenis Penelitian berdasar metodenya: Eksperimen Ex post facto Korelasi Survey Case Study (kualitatif)
  • 37. Jenis penelitian berdasar derajat eksplanasinya Diskriptif Eksploratif Asosiatif
  • 38. PARADIGMA PENELITIAN Kuantitatif : - inumerative induction -generalisasi -data angka (statistik) -positivist epistemology -artificial setting -terfokus pada perilaku -inquiry from outside Kualitatif : - analytic induction -transferabilitas -data kata (diskriptif-naratif) -interpretative epistemology -natural setting -terfokus pada makna -inquiry from inside
  • 39. Kuantitatif: Survey research Ex post facto Experimental study Correlational research Kualitatif: Studi kasus Etnografi Grounded research Phenomenology Studi komparasi dll
  • 40. Kombinasi kualitatif-kuantitatif Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Pengembangan



  • 1. Pengertian Riset Riset menurut kamus Webster mempunyai arti memeriksa atau mencari kembali. Ndraha (1988) : riset memiliki arti yang lebih luas, yaitu sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal. Riset sebagai suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah, sehingga riset memiliki tiga unsur penting : sasaran, usaha untuk mencapai sasaran serta metode ilmiah.
  • 2. Pengetahuan Yang Ilmiah Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar, salah satunya adalah dengan menggunakan ilmu. Ilmu yang diperoleh dari hasil penelitian atau studi disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan disebut sebagai ilmu kalau pengetahuan itu jika sistematis, metodis dan koheren. Sistematis dalam arti pengetahuan itu disusun berdasarkan sistem tertentu. Metodis dalam arti bahwa pengetahuan itu diperoleh dan dikembangkan berdasarkan metode tertentu. Koheren dalam arti pengetahuan itu merupakan suatu kesatuan yang padu, yang masing-masing bagiannya saling mendukung sampai terbentuk suatu harmoni “tubuh pengetahuan” yang kompak.
  • 3. Pengetahuan Yang Ilmiah Ilmiah juga berarti harus memiliki kebenaran. Kebenaran relatif sifatnya, jadi harus dibedakan antara kebenaran menurut agama dan menurut kepercayaan (yang diawali dengan sikap percaya terlebih dahulu kemudian berpikir) dan kebenaran menurut secara ilmiah (yang diawali dengan berpikir terlebih dahulu kemudian percaya), Kebenaran ilmiah harus dapat dilihat bahwa ia sesuai dengan fakta dan aturan, obyektif, masuk akal, dan memiliki asumsi-asumsi. Karena kebenaran ilmiah harus sesuai dengan aturan, maka harus memiliki metode. Metode ilmiah atau sering hanya ditulis metode, dapat diartikan sebagai suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu. Dalam hal riset, ciri utama metode bersifat empiris, artinya keputusan-keputusan diambil berdasarkan data empiris (pengalaman yang benar). Karena metode itu juga harus benar, ilmu yang mempelajari tentang metode riset disebut dengan metodologi riset.
  • 4. Kriteria Riset Ilmiah Menurut Nazir (1988), suatu metode yang dipakai dalam penelitian adalah ilmiah kalau memenuhi kriteria sebagai berikut : Berdasarkan pada fakta, maksudnya berdasarkan fakta yang nyata bukan kira-kira, legenda-legenda dan semacamnya. Bebas dari prasangka, maksudnya bebas dari sudut pandang yang subyektif dan benar-benar berdasarkan alasan dan bukti yang lengkap dengan pembuktian yang obyektif. Menggunakan analisis, maksudnya masalah harus dicari sebab-sebabnya serta pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. Menggunakan hipotesis, dimana hipotesis ini sebenarnya hanya berguna dalam hal membantu peneliti dalam hal menuntun jalan pikirannya untuk mencapai hasil penelitiannya. Menggunakan ukuran yang obyektif, maksudnya selama melakukan proses penelitian, tahapan-tahapan hasil yang dicapai dapat diukur dengan alat ukur yang obyektif. Menggunakan teknik kuantifikasi, maksudnya dalam pemakaian data yang masih dapat dikuantifikasikan, penghitungan kuantitas harus dilakukan.
  • 5. Langkah-langkah Riset Mendefinisikan Masalah Melakukan Studi Kepustakaan Memformulasikan Hipotesis Menentukan Model Mengumpulkan Data Mengolah dan Menyajikan Informasi Menganalisis dan Menginterpretasi Membuat Generalisasi dan Kesimpulan Membuat Laporan

MANAGEMENT RESIKO..


Mengapa kita perlu memahami risiko operasional?

Sebenarnya, sejak dulu kita telah menghadapi berbagai risiko operasional ini. Jika anda bergerak di bidang usaha (bisnis), maka bisnis setiap kali harus berhadapan dengan berbagai sifat manusia yang tidak luput dari kesalahan, proses yang tidak sempurna, dan teknologi yang sulit dikendalikan. Risiko operasional ini makin menjadi perhatian kita akhir-akhir ini, dengan semakin banyaknya kasus  atau peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Adanya berbagai kasus, seperti pada Enron,Worldcom, membuat perhatian orang terhadap adanya risiko operasional makin meningkat.
Risiko operasional dulu dikelola secara informal, sebagai bagian dari pekerjaan sehari-hari seorang manajer, yang tak pernah memikirkan bahwa sebetulnya pekerjaannya merupakan praktek dari manajemen risiko. Selain itu, pengelolaan risiko operasional umumnya dilakukan oleh bidang audit dan kepatuhan. Namun seringkali risiko operasional ini terlambat diidentifikasikan, karena audit menilai berdasarkan past performance.
Oleh karena itu perlu diadakan pendekatan yang lebih aktif dan proaktif, karena:
  1. Penelitian bencana keuangan besar periode yang lalu (BaringsKidder,Daiwa) mengidentifikasikan  bahwa masalah risiko operasional sebagai penyebab utama. Sebab itu, masalah risiko operasional harus dikelola sebagai bagian manajemen risiko perusahaan.
  2. Risiko operasional seringkali terkait dengan risiko kredit dan risiko pasar, kegagalan risiko operasional dalam kondisi pasar yang tertekan mempunyai potensi menimbulkan kerugian yang besar. Contoh, dalam kasus Barings, terjadi karena pengawasan manajemen yang tidak efektif atas operasi perdagangan di Singapura, dan penurunan yang tajam di bursa Nikkei pasca gempa bumi, yang membuat Bank yang berusia 233 tahun bangkrut dan rugia miliaran dolar.
  3. Jika risiko operasional tidak dikelola sebagai disiplin risiko yang berbeda, dapat mengabaikan masalah risiko yang penting, serta bias dalam mengukur kinerja, yang berakibat pada risko keputusan manajemen yang kurang tepat, karena informasi yang tidak akurat.
Risiko operasional bersifat tanpa batas dan melekat di semua aktivitas bisnis dan operasional.
Hubungan risiko kredit dan risiko operasional
Risiko kredit merupakan risiko  yang  paling besar di Bank. Risiko kredit sering diawali karena terjadinya risiko operasional. Risiko operasional sering diidentifikasikan secara keliru sebagai  risiko kredit, atau sebaliknya. Risiko kredit disebabkan oleh defaultdebitur dan konsentrasi pinjaman. Sedangkan risiko operasional adalah kesalahan analisa, pengikatan jaminan dan dokumentasi kredit. Risiko Operasional, adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem. Atau adanyaproblem eksternal yang mempengaruhi operasional perusahaan.
Kegagalan satu atau lebih dari faktor-faktor ini  dapat menyebabkan  risiko operasional, antara lain: 1) Manusia: ketidaktahuan (lack of competency),kecurangan(fraud). 2)Proses dan Prosedur: ketidaklengkapan prosedur; prosedur yang tidak memperhatikan sistem pengendalian internal, proses yang tidak mengandung maker, checker dan signer, tidak ada segregation of duty, delegasi wewenang yang tidak tepat. 3)Sistem: teknologi dan perangkat pendukung operasional yang tidak tepat dan tidak lengkap. 4) Faktor Eksternal: faktor di luar kontrol perusahaan seperti bencana alam, kerusuhan, terorisme, kebakaran, perampokan, dll.
Unit kerja operasional,  seharusnya merupakan unit yang  paling memahami risiko yang akan dihadapi. Unit operasional harus aktif dan secara langsung melakukan identifikasi, menilai dan mengukur risiko yang ada, mengendalikan risiko, serta mematuhi limit yang telah ditetapkan oleh Unit Kerja Manajemen Risiko. Unit kerja operasional juga harus melaporkan kepada atasan langsung setiap ditemukan frauddan pelanggaran yang terjadi.
Agar bisa mengelola risiko operasional, perusahaan memerlukan sebuah infrastruktur Manajemen Risiko Operasional, yang terdiri  dari:
1. Metodologi
Metodologi Manajemen Risiko Operasional:  adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk melaksanakan tahapan manajemen risiko yang meliputi identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko. Secara umum terdapat tiga perangkat manajemen risiko operasional yang banyak dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan memantau risiko operasional, yaitu : a) Risk Assessment. b)Risk Indicator. c)Data Base. Ketiga perangkat ini saling melengkapi berbagai perspektif manajemen risiko: seperti forward looking vshistoricalquantitative vs qualitative.
Risk Assessment  sebagai perangkat yang bertujuan untuk mendiagnosis masalah, bersifat prediktif, dan kualitatif. (misalnya: dugaan adanya penyimpangan penilaian agunan). Risk Indicator sebagai perangkat yang bertujuan untuk mengetahui, mengukur dan memonitor perubahan faktor-faktor risiko, dapat bersifat prediktif hingga historis, dapat bersifat kualitatif hingga kuantitatif (Indikator rasio market value agunan terhadap nilai kredit mengalami  penurunan). Data Base sebagai perangkat yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mencatat kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian, hampir menimbulkan kerugian atau telah menimbulkan kerugian. Bersifat kuantitatif dan historis. (Terjadinya kredit yang tidak terbayar dan nilai agunan tidak mencukupi untuk pelunasan)
Namun, agar dapat dioperasionalkan, perangkat manajemen risiko operasional tersebut memerlukan perangkat pendukung berupa:
  • Penanggung Jawab Manajemen Risiko, adalah satu atau lebih orang,  yang memiliki tanggungjawab,  dalam kapasitas dan jenjang yang berbeda untuk mengaplikasikan tiga perangkat manajemen risiko operasional. Contoh: penemu, pencatat, pemvalidasi, pemutus, pelapor, penanggungjawab tindak lanjut dll.
  • Media Manajemen Risiko adalah tata cara, waktu, tempat, agenda, lembaga, pelaporan, dan rencana tindak lanjut atas pelaksanaan tiga perangkat tersebut
2. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan salah satu infrastruktur penting dalam implementasi manajemen risiko. Pengembangan SIM untuk memenuhi kebutuhan manajemen risiko dilakukan melalui dua komponen, yaitu sistem dan informasi. Sistem adalah suatu proses atau mekanisme perolehan, pengolahan, penyampaian informasi baik dilakukan secara manual maupun dengan bantuan teknologi. Sedangkan informasi itu sendiri, melingkupi jenis, isi, stuktur informasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Cost-benefit analysis dalam memilih sistem informasi manajemen harus tetap dipertimbangkan. Jangan sampai biaya yang dikeluarkan menjadi lebih mahal dari risiko yang akan dimitigasi. Pemilihan SIM dapat dilakukan secara bertahap,  karenaIT is easily obsolete.
3. Limit
Limit diperlukan sebagai tindakan untuk mengendalikan risiko. Limit yang ditetapkan didasarkan atas kompetensi, pengalaman, latar belakang pendidikan.Penetapan limit risiko disesuaikan dengan kondisi sumber daya manusia dari perusahaan yang bersangkutan.
4. Sistem Pengawasan
Sistem pengawasan dapat berupa: i)Organisasi  dan  pengawasan komisaris dan direksi. ii)Kebijakan dan prosedur untuk mengarahkan proses manajemen risiko. iii)Metodologi manajemen risiko. iv)Sistem informasi manajemen risiko beserta perangkat pendukungnya. v)Sistem pengendalian risiko dan penetapan limit.vi) Penguatan fungsi internal control. vii)Pengembangan budaya manajemen risiko dan program komunikasi manajemen risiko.
Tuntutan stakeholders telah memaksa adanya kebutuhan untuk menerapkan manajemen risiko operasional yang terbaik. Bila dilakukan dengan tepat, perusahaan akan menghemat modal. Di satu sisi, kondisi ini membuat  peran dan fungsi professional risk manager semakin diperlukan, seperti: Chief Risk Officer, Risk Based Auditor, Risk Based Supervisor.
Dari pembahasan di atas, kita bisa melihat bahwa risiko bersifat inheren, dan  ada pada  semua aktivitas. Risiko tidak bisa dihilangkan namun risiko bisa dimitigasi. Berbisnis pada hakekatnya adalah mengambil risiko dan sekaligus mendapatkanreward atas risiko yang kita ambil. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko-risiko dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan menjaga kelangsungan usaha (protect capital and maximize risk-return trade-off)
Bahan Bacaan:
  1. Gayatri dkk. Pentingnya Manajemen Risiko bagi Bank: Strategi dan Teknik Penerapannya.  Dibawakan pada workshop Bank Capital, 22-23 Desember 2011.
  2. James Lam. Enterprise Risk Management. Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, 2007.
  3. Pengalaman penulis sebagai pengajar.

SIM KARAKTERISTIK SISTEM


Sistem Informasi Manajemen (Karakteristik Sistem)

KARAKTERISTIK SISTEM 
 Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, kita perlu membedakan unsur-unsur dari sitem yang membentuknya. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya. 

1.Batasan(Bo undary) : Penggambaran dari suatu elemen/unsure mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem. 
2.Lingkungan(Environment) : Segala sesuatu di luar sistem, lingkungan menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem. 
3.Masukan(In put) : Sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem. 
4.Keluaran(Output) : Sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan di layar komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem. 
5.Komponen(Compone nts) : Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi ataupun output. Komponen ini bisa subsistem dari sebuah sistem. 
6.Interface: Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi. 
7.Penyimpanan(Storage) : Area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga diantara komponen sistem yang memungkinkan komponen tersebut bekerja dengan berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda dari berbagai data yang sama.





Sistem Logik dan Sistem Fisik (Logical and Physical System) 
 Terdapat dua macam penggambaran sistem secara umum, khususnya yang menyangkut fungsi dan bentuk dari sistem, yaitu sistem logik dan sistem fisik. 

a.Sistem Logik (Logical System) Sistem logik menjelaskan fungsi dan tujuan dari sistem tanpa menyinggung hal-hal yang bersifat fisik dimana sistem itu diimplementasikan. Sebuah sistem logik adalah representasi dari independensi dari teknologi. Maksudnya, dalam sebuah aplikasi sistem kita harus mendapatakan spesifikasi logik dan berfungsi secara tepat untuk memperoleh pemahaman bagaimana memilih diantara berbagai alternatif implementasi fisik. Lebih dari itu, biaya dan tenaga untuk merubah suatu sistem akan meningkat ketika kita melakukan implementasi lebih jauh pada sarana fisiknya. 



b.Sistem Fisik (Physical System) Sistem fisik juga merupakansebuah penggambaran atau abstraksi, tetapi sistem ini menggunakan symbol dan notasi untuk menunjuk bentuk fisik, tentang bagaimana dan dimana sistem beroperasi. 


 Contoh yang menggambarkan perbedaan sistem logik dan sistem fisik : Sistem dalam pendaftaran atau regristrasi kuliah. Dari sistem logik akan menunjukan langkah-langkah regristrasi kelas, pengecekan permintaan kelas dengan persyaratan yang ada, adan membuat daftar mahasiswa yang dibolehkan mengikuti kuliah tersebut. Sementara itu sistem fisik akan menujukan cara-cara pendaftaran kelas dengan menggunakan punched cards atau terminal komputer, pengecekan prasyarat yang dilakukan secara manual atau elektronik (dengan membandingkan transkip dengan diskripsi mata kuliah). 

MANAGEMENT PENGENDALIAN


Prosedur/Tahapan Dalam Memahami Sistem Pengendalian Manajemen

Tugas seorang auditor dalam upaya memahami dan menilai pengendalian manajemen adalah untuk mengidentifikasi delapan unsur pengendalian manajemen (pemahaman terdahulu) atau lima komponen pengendalian manajemen (pemahaman terkini). Terdapat dua hal yang harus diperhatikan auditor dalam memahami dan menilai sistem pengendalian manajemen auditi, yaitu:
a.efektivitas rancangan dari berbagai pengendalian dalam setiap unsur/komponen;
b.pengendalian itu berjalan sebagaimana mestinya.

Berikut ini beberapa prosedur untuk menentukan rancangan dan beroperasinya suatu pengendalian.

1.Memodifikasi dan mengevaluasi pengalaman auditor yang lalu terhadap auditi.
Untuk setiap audit yang berulang, auditor memulai prosedur pemahaman atas pengendalian auditi dari informasi yang dikembangkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena sistem pengendalian manajemen tidak berubah secara signifikan, sehingga informasi atas pengendalian dapat dimodifikasi dan digunakan pada audit yang dilakukan saat ini.

2. Melakukan tanya jawab dengan pegawai auditi.
Saat dimulainya melakukan modifikasi dari informasi pengendalian pada periode yang lalu secara logis dilakukan dengan mengontak pegawai auditi yang tepat. Pengajuan pertanyaan kepada pegawai pada tingkat manajerial, pengawas, dan staf biasanya dilaksanakan sebagai bagian dari usaha memperoleh suatu pemahaman atas sistem pengendalian manajemen auditi.

3. Membaca kebijakan dan pedoman sistem auditi.
Untuk merancang, mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian manajemen, manajemen harus memiliki dokumentasi yang banyak. Hal ini mencakup pedoman atas kebijakan dan dokumen seperti kode etik korporasi atau organisasi dan pedoman atas sistem dan dokumen seperti: pedoman akuntansi serta bagan organisasi. Informasi tersebut harus dibaca oleh auditor dan didiskusikan dengan pejabat organisasi agar tidak salah memahami dan menginterpretasikannya.

4. Memeriksa dokumen dan catatan.
Lima komponen pengendalian manajemen seluruhnya mencakup banyak dokumen dan catatan. Hal ini telah disajikan pada kebijakan dan pedoman sistem. Dengan memeriksa kelengkapan dokumen, catatan, dan arsip komputer, auditor dapat membawa isi pedoman ke dalam tindakan nyata sehingga lebih mudah memahaminya. Pemeriksaan atas dokumen dan catatan juga memberikan keyakinan bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.

5. Mengamati kegiatan auditi dan operasi.
Auditor melakukan pengamatan kepada pegawai auditi dalam proses penyiapan dokumen dan catatan serta menelusuri ke dalam kegiatan normal akuntansi dan pengendalian. Hal ini selanjutnya mendorong pemahaman dan pengetahuan bahwa pengendalian telah dilaksanakan.

6. Metode Pemahaman dan Penilaian Pengendalian Manajemen
Metode yang umumnya dipakai dalam menggambarkan suatu sistem pengendalian manajemen meliputi: narasi (narrative descriptions), bagan arus (flowcharts), dan daftar pertanyaan pengendalian intern (internal control questioners)

Sumber: Materi Diklat BPKP 2009

KOMUNIKASI 1 ARAH


Mengidentifikasi proses komunikasi.
Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian warta/pesan/informasi yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk mendapat saling pengertian.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communicare yang berarti memberitahukan. Beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut.
1.      Menurut Mc. Farland, komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antar manusia.
2.      Menurut Keith Davis dalam bukunya Human Relation at Work,  komunikasi adalah proses jalur informasi dan pengertian dari seseorang keorang lain.
3.      Menurut Dr. Phil Astrid Susanto dalam bukunya Komunikasi dalam Teori dan Praktek,komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan langkah-langkah pertukaran informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dalam usaha pencapaian pengertian.
Langkah – langkah proses komunikasi sebagai berikut :
1.      Komunikator memiliki gagasan atau pesan/informasi yang ingin disampaikan kepada komunikan.
2.      Komunikator membuat atau menyusun sandi sandi (encoding) untuk menyampaikan maksud, baik dalam bentuk kata-kata atau lambang ( gambar, warna, bahasa sandi, tulisan, dan lain-lain) sebagai pesan.
3.      Perkataan dan lambang-lambang (pesan) tersebut disalurkan melalui media
4.      Komunikan menguraikan/ mentafsirkan pesan (decoding) yang dikirimkan oleh komunikator sehingga mempunyai makna/arti.
5.      Komunikan memberi tanggapan (feedback) terhadap informaasi yang diberikan oleh komunikator, sehingga komunikator dapat menganalisis apakah pesan yang disampaikan sesuai atau tidak dengan apa yang dimaksudkanya, karena dalam proses komunikasi dapat saja terjadi hambatan-hambatan.
Menurut arah prosesnya, komunikasi dibedakan sebagai berikut.
a.      Komunikasi satu arah (one way communication)
Komunikasi satu arah merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja, yaitu hanya dari pihak komunikator dengan tidak memberi kesempatan kepada komunikan untuk memberikan respon atau tanggapan. Contohnya : Atasan sedang memberikan perintah kepada skretarisnya, sebuah baliho iklan produk yang sedang dibaca seseorang di pinggir jalan, dan komandan perang memberikan perhatian bagan komunikasi satu arah, berikut.
            Keuntungan komunikasi satu arah :
·         Lebih cepat dan efisien,
·         Dalam hal-hal tertentu dapat memberikan kepuasan kepada komunikator, karena pihak komunikan tidak mempunyai  kesempatan untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap hal-hal yng disampaikan oleh komunikator,
·         Dapat membawa wibawa komunikator (pimpinan), karena komunikasi tidak dapat mengetahui secara langssng atau menilai kesalahan dan kelemahan komunikator.
Kelemahan komunikasi satu arah :
·         Tidak memberikan kepuasan kepada komunikan, karena komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respons atau tanggapan,
·         Memberikan kesan otoriter,
·         Dapat menimbulkan kesalah pahaman dan ketidak jelasan, sehingga muncul prasangka yang tidak baik.

b.      Komunikasi dua arah (two ways communication)
komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dan ada timbal balik baik dari komunikator maupun komunikan. Komunikasi dua arah dapat terjadi secara vertical, horizontal, dan diagonal.
1)      Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang alirannya berlangsung dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dalam suatu perusahaan, komunikasi vertikal yang terjadi adalah komunikasi yang berlangsung antara manajemen tingkat atas, menengah, hingga ketingkat karyawan. Contoh: Komunikasi berlangsung antara atasan dengan bawahannya di sebuah kantor.
2)      Komunikasi horizontal yang berlangsung antara komunikator dengan komunikan yang mempunyai tingkat, kedudukan, dan wewenang yang sama. Contohnya komunikasi antara karyawan yang satu dengan yang satu level.
3)      Komunikasi diagonal dalah komunikasi yang berlangsung antara komunikator dengan komunikan yang tingkat, kedudukan, serta wewenangnya berbeda. Contohnya: komunikasi antara kepala bagian dengan kepala seksi
Keuntungan dari komunikasi dua arah:
·         Adanya dialog antara komunikator dengan komunikan, sehingga menimbulkan kepuasan diantara kedua belah pihak.
·         Informasi yang diterima menjadi lebih jelas, lebih akurat dan lebih tepat, karena dapat diperoleh langsung penjelasanya.
·         Memunculkan rasa kekeluargaan, kekerabatan, dan iklim demokratis.
·         Menghindari kesalah pahaman
Kelemahan komunikasi dua arah
·         Informasi yang disampaikan lebih lambat, sehingga kurang efisien.
·         Keputusan tidak dapat diambil dengan cepat
·         Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bersikap menyerang, sehingga suasana kerja bisa menjadi kurang kondusif
·         Memberi kemungkinan timbulnya berbagai macam masalah yang tidak ada relevansinya dengan masalah yang sebenarnya.

c.       Komunikasi ke segala arah
Komunikasi kesegala arah merupakan komunikasi yang berlangsung dari beberapa komunikator dan komunikan yang saling berinteraksi yang tingkat, kedudukan, serta wewenangnya berbeda-beda. Contohnya diskusi antar anggota rapat. Keuntungan dan kelemahan komunikasi kesegala arah hampir sama dengan komunikasi dua arah, yang membedakannya adalah dalam komunikasi dua arah, komunikator dan komunikannya hanya dua orang, tetapi dalam komunikasi ke segala arah, komunikator dan komunikanya lebih dari dua orang.
Faktor - faktor  komunikasi
            Dalam kegiatan komunikasi ada faktor – faktor yang dapat menunjang keberhasilan proses komunikasi dan ada juga faktor – faktor penghambat berhasilnya proses komunikasi.
·         faktor – faktor penunjang keberhasilan komunikasi
Keberhasilan dalam proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh kecakapan komunikator dan komunikan dalam pelaksanaan pengiriman dan penerimaan berita / pesan. Faktor – faktor penunjang keberhasilan antara lain sebagai berikut.

a.       Dilihat dari sisi komunikator
Faktor – faktor penunjang keberhasilan komunikan dari sisi komunikator adalah sebagai berikut :

1.      Kecakapan komunikator
Seorang komunikator harus dapat menguasai cara – cara penyampaian pikiran, ide, gagasan baik secara lisan atau tertulis.
2.      Sikap komunikator
Seorang komunikator dalam menyampaikan informasi harus tegas, terbuka, simpatik, dan rendah hati untuk membangkitkan kepercayaan dari komunikan.
3.      Pengetahuan komunikator
Seorang komunikator yang mempunyai wawasan pengetahuan yang luas akan lebih mudah dalam menyampaikan ide, gagasan kepada komunikan.
4.      Keadaan fisik komunikator
Seorang komunikator yang memiliki suara yang jelas, tidak gagap dan mantap dalam menyampaikan informasi akan lebih mudah dipahami oleh komunikan
5.      Sistem sosial
Seorang komunikator harus mampu menyesuaikan diri dari lingkungan masyarakat di mana dia berbicara. Sehingga komunikator akan mampu memahami siapa yang diajak berbicara dan bagaimana kebiasaanya.
b.      Dilihat dari sudut komunikan
Faktor penunjang keberhasilan komunikasi dari sudut komunikan adalah sebagai berikut :
1.      Kecakapan komunikan
Seorang komunikan harus mempunyai kecakapan untuk mendengarkan dan menanggapi pembicaraan, agar tujuan komunikasi dapat tercapai.
2.      Sikap komunikan
Seorang komunikan harus memiliki sikap perhatian, simpati, dan rendah hati dalam mendengarkan informasi dari komunikator.
3.      Pengetahuan komunikan
Komunikan yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas akan lebih cepat mengerti dan memahami informasi yang disampaikan oleh komunikator.
4.      Keadaan fisik
Komunikan sangat dipengaruhi keadaan fisik dalam menerima informasi seperti pendengaran, pengelihatan, ataupun indra lainnya
5.      Sistem sosial
Komunikan harus memahami siapa yang berbicara, materi yang dibicarakan, dan dapat menyesuaikan diri dengan komunikator.
(Sri Endang R. dan Sri Mulyani, 2006. 6-19)
Harold D Laswell memperkenalkan lima formula komunikasi untuk terjadinya suatu proses komunikasi, yaitu :
1.      Who, berkenaan dengan siapa yang mengatakan.
2.      Says What, berkenaan dengan yang menyatakan apa.
3.      In Which Channel, berkenaan dengan saluran apa.
4.      To Whom, berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.
5.      With What Effek, berkenaan dengan pengaruh apa.
William G. Scott yang mengutip pendapat Babcock dalam Thoha (1977) mengatakan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi proses komunikasi
1)      The Act (Perbuatan)
Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa atau keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan.
2)      The Scene (Adegan)
Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan hubungan dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan kata lain adegan adalah sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui simbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan.
3)      The Agent (Pelaku)
Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima yang terlibat dalam hubungan komunikasi ini, adalah contoh dari pelaku-pelaku komunikasi tersebut. Dan peranannya seringkali saling menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang.
4)      The Agency (Perantara)
Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara. Alat-alat itu selain dapat berwujud komunikasi lisan, tatap muka, juga alat komunikasi tertulis, seperti surat perintah, memo, buletin, nota, surat tugas, dan sejenisnya.
5)      The Purpose (Tujuan)
Menurut Grace dalam Thoha (1977),ada 4 macam tujuan,Yaitu:
Tujuan fungsional (the functional goals) adalah tujuan secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi / lembaga.
Tujuan manipulasi (the manipultive goals)  adalah tujuan yang di maksudkan untuk menggerakan orang-orang yang akan menerima ide-ide yang disampaikan yang sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya.
Tujuan keindahan (the aesthetics goals) adalah tujuan untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat komunikasi yang bersifat kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan.
Tujuan keyakinan (the confidence goals) adalah tujuan yang bermaksud untuk menyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan.
(Tommy Suprapto, 2009 : 9-12)
Jenis – jenis komunikasi
1.      Komunikasi menurut lawan bicara
Dari sudut lawan bicara, komunikasi di bagi menjadi dua bagian
a.       Komunikasi pribadi (satu lawan satu)
Komunikasi pribadi merupakan komunikasi yang terdiri antara seseorang dengan orang lain.
Contoh : dua orang siswa sedang berbincang – bincang
b.      Komunikasi umum
1.      Komunikasi satu lawan banyak
Komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang banyak.
Contoh : seseorang yang sedang berpidato atau guru yang sedang mengajar di depan kelas
2.      Komunikasi banyak lawan satu
Komunikasi yang dilakukan oleh banyak orang dengan satu orang.
Contoh : tim jaksa, hakim, pembela dengan seorang dakwa
3.      Komunikasi banyak lawan banyak
Komunikasi yang dilakukan antar organisasi/lembaga.
Contoh : partai polotik berkampanye
2.      Komunikasi menurut jumlah
Komunikasi menurut jumlah orang yang berkomunikasi, komunikasi di bagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.       Komunikasi perorangan (pribadi)
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lainnya.
b.      Komunikasi kelompok
Komunikasi atau pembicaraan yang terjadi antar sekelompok orang yang sifatnya tukar pikiran dalam memecahkan suatu masalah untuk memperoleh tanggapan atau masukan.
3.      Komunikasi menurut cara penyampainnya
Menurut cara penyampainnya, komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut
a.       Komunikasi lisan
Komunikasi yang dilakukan secara lesan, seperti wawancara, berdiskusi, atau beradu argument
b.      Komunikasi tertulis
Komunikasi yang dilakukan secara tertulis, seperti melalui gambar, foto, surat, atau naskah
4.      Komunikasi menurut maksud
Menurut maksudnya, komunikasi dibagi menjadi
a.       memberi perintah
b.      memberi nasehat
c.       memberi saran
d.      berpidato
e.       mengajar atau memberi ceramah
f.       bermusyawarah
g.      berunding
h.      pertemuan
i.        berwawancara
5.      Komunikasi menurut jalur komunikasi
Menurut jalur komunikasinya, komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu
a.       Komunikasi langsung
komunikasi yang disampaikan melalui tatap muka secara langsung
b.      Komunikasi tidak langsung
komunikasi yang dilakukan atau disampaikan tidak dengan tatap muka langsung, karena di pisahkan oleh jarak tempat dan waktu, sehingga memerlukan media tertentu.
6.      Komunikasi menurut ruang lingkup
Menurut ruang lingkup komunikasinya, komunikasi di bagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.       Komunikasi di dalam (internal)
Komunikasi yang dilakukan di dalam organisasi, baik antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, ataupun kominikasi antar sesama pegawai
b.      Komunikasi ke luar (exsternal)
Komunikasi yang dilakukan ke luar organisasi yang bertujuan untuk membina hubungan yang baik dengan orang – orang yang berada di luar organisasi
7.      Komunikasi menurut kedinasan
Hubungan yang terjadi antar organisasi yang secara tegas telah di rencanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi maupun dalam ketentuan – ketentuan peraturan.
Ciri – cirinya :
·         Dilakukan dalam waktu dan tempat tertentu
·         Ada prosedur (tata cara tertentu)
·         Ada hirarki tertentu (berjenjang)
·         Objek pembicaraannya mengenai masalah organisasi
·         Lebih banyak diwujudkan kedalam bentuk tertulis
8.      Komunikasi informal
Hubungan yang terjadi antar anggota organisasi atas dasar kehendak pribadi dan tidak berdasarkan atas ketentuan – ketentuan dalam struktur atau peraturan.
·         Waktu dan tempat tidak tertentu, dimana saja dapat terjadi
·         Tidak ada prosedur yang mengikat, kecuali dalam hal kesopanan
·         Tidak ada hirarki yang menjadi penghalang
·         Objek pembicaraan tidak tentu
·         Wujudnya dalam bentuk lisan maupun tertulis.
(Sri Endang R. dan Sri Mulyani,2006 : 6-17)

Tujuan komunikasi
            Tujuan komunikasi menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut.
Gordon I.Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar.
Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting untuk kebutuhan kita, untuk memberi makan dan pakaian pada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan  dan menikmati hidup.
Kedua, kita berkomunikai untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mepunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.
Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai dua fungsi.
Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan.
Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada sesuatu saat tertentu.
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum.
Pertama, untuk kelangsungan hidup sehari-hari yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang laindan memcapai ambisi pribadi.